Tips Interview Kerja – Berapa banyak yang sudah menghadapi interview kerja? Gimana rasanya? Gugup? Takut? Keringat segede gaban mengucur dengan deras? Bagi yang kenal saya – setidaknya mengetahui track pindah kerja saya – mungkin akan bilang: ‘kalau lo sih enak ya. Sudah pengalaman.’
Kenyataan Dalam Wawancara Kerja
Setiap interview, tetap saja gugup. Coba saja tanya ke rekan lain. Berapa kali pun interview, akan tetap gugup. Kenapa? Karena gak pernah yang namanya interview dengan orang yang sama (LoL).
Jadi gimana dong ngatasi kegugupan saat interview?
Persiapan yang matang untuk wawancara kerja – itu yang terpenting.
Persiapan mental dan juga persiapan fisik sangat penting untuk mengatasi rasa gugup saat interview kerja. Mungkin lebih susah dalam hal persiapan mental daripada persiapan fisik ya, namun bisa disiapkan semuanya kok. Kan sayang dah bikin CV menarik dan dipanggil, eh gagal pas wawancara kerja
Baca juga: Tips Membuat CV yang Menarik
Tips Interview Kerja Biar Lolos Tahap Berikutnya
Tips wawancara kerja saya ini berdasarkan apa yang saya lakukan selama ini dan juga pengalaman saat saya menjadi yang wawancarai ya. Beberapa hal saya perhatikan dan seringkali menjadi hal penting buat saya dalam memutuskan apakah calon karyawan itu saya terima apa gak.
Persiapan Fisik Untuk Wawancara
Setidaknya, yang paling pertama itu, yang saya bilang di atas – persiapan fisik. Fisik di sini terkait dalam beberapa hal sih, dari segi penampilan dan juga kesiapan diri kita secara luar. Berikut beberapa hal yang saya perhatikan:
Busana Atau Pakaian Yang Rapi
Kalau lagi mau wawancara, tolong perhatikan busana atau pakaian kita. Jangan datang ke tempat wawancara dengan sandal jepit (ekstrem bangetnya). First impression itu sangat penting untuk menanamkan kesan tertentu pada orang yang akan mewawancarai kita. Nah yang dilihat pertama kali, sudah pasti tampilan kita.
Pakaian yang rapi – tidak perlu dasi (kecuali diminta secara khusus) menurut saya tidak masalah, yang penting rapi. Jangan datang dengan pakaian yang belum disetrika.
Parfum Dan Juga Wajah
Salah satu dalam persiapan fisik yang menurut saya cukup penting adalah parfum, terutama yang jam wawancaranya itu sore atau mungkin memakan waktu lama (wawancara kerja plus test mungkin) dan juga mereka yang memiliki masalah dengan bau badan. Jangan sampai yang wawancara kita tidak nyaman dengan bau badan kita dan ingin buru-buru mengakhiri wawancara kita.
Wajah – yang penting rapi. Rambut jangan terurai berantakan (terutama yang wanita), kalau bisa pakai ikat kepala gitu. Untuk yang pria, jangan lupa rapikan kumis dan jenggot. Potong rambut dulu juga bagus kok.
Bawa Yang Dibutuhkan
Saya kategorikan ini dalam persiapan fisik, yaitu dokumen yang diminta untuk dibawa serta saat waktunya interview kerja. Hal ini jangan sampai lupa ya. Sudah diingatkan untuk membawa sesuatu tapi kitanya tidak ingat, aduh… tanda tanya besar itu.
Yang lainnya adalah alat tulis, termasuk di dalamnya sih notes kalau untuk saya pribadi dan kalkulator. 😀 Bagaimana pun juga, pas wawancara, kita harus siap segalanya. Jangan sampai nanti kitanya malu sendiri karena tidak bawa alat tulis yang dibutuhkan.
Persiapan Mental Untuk Interview Pekerjaan
Kesannya serem ya kalau bicara soal persiapan mental gini. Hehehe. Tapi biar gak gugup saat wawancara kerja dan akhirnya mempesona si pewawancara kerja dan lolos tahap berikutnya, kita itu harus bisa mengambil kesan baik. Kita sebisa mungkin harus PD saat proses wawancara berlangsung.
Nah berikut ini yang menurut saya harus disiapkan agar merasa PD saat wawancara – makanya saya kategorikan dalam persiapan mental wawancara.
Baca juga: Artikel – Agar Jadi PD
Cari Tahu Tentang Perusahaan
Fisik dah okey, tapi kemudian pas ditanya oleh yang wawancara, kita bengong gara-gara ditanya perusahaan yang sekarang memanggil, kamunya bengong. Ditanya garis besar soal perusahaan itu juga bengong. Yang seperti ini agak bahaya *banget*.
Saya pribadi saat wawancara dan bertanya apa yang kamu ketahui tentang perusahaan ini dan jawabannya tidak tahu, sudah mengurangi nilai calon karyawan di mata saya. Nah kalau dianalogikan dengan cinta, ini seperti kita lagi PDKT sama seseorang tapi kita tidak tahu orang itu seperti apa, latar belakangnya dan lainnya.
Baca juga: Jatuh Cinta
Tahu Tentang Diri Sendiri
Selain mengetahui tentang perusahaan yang kita lamar, kita pun saat wawancara kerja perlu tahu tentang diri kita sendiri. Siapa diri kita sudah pasti akan ditanyakan, karena mereka ingin tahu karyawan seperti apakah kita ini.
Apa Kelebihan dan Kekuranganmu
Apa Yang Kamu Harapkan Dari Pekerjaan Ini
Kedua hal di atas perlu banget diperhatikan saat kita ingin mencari kerja. Biasanya dua pertanyaan di atas itu yang paling sering diajukan oleh pewawancara. Persiapkan diri untuk pertanyaan seperti itu akan membangkitkan kepercayaan diri kita loh.
Baca juga: Mengenali Diri Sendiri
Hindari Perkataan Ini
Saya ikut standard di Perusahaan ini saja.
Yup, jangan ucapkan kalimat di atas jika kamu sedang diskusi masalah gaji yang diinginkan. Berikan nilai yang memang kamu inginkan – harga yang pantas untuk keahlian dan kemampuan kamu sebagai karyawan. Nah dalam hal ini harus hati-hati juga ya kalau menetapkan gaji yang diinginkan, jangan terlalu berlebihan dan meminta jauh di atas rata-rata industri.
Wawancara Kerja Itu…
Ya pada intinya sih memang wawancara kerja itu gak gampang, apalagi agar dirimu bisa lolos ke tahap berikutnya setelah wawancara ini. Saya sendiri berharap sih dulu ada yang namanya tips interview kerja biar saya sendiri gak gugup dan lolos seperti ini, tapi dulu kan gak bisa GOOGLING aja… O iya, jangan lupa ya untuk: ‘Be yourself’
71 Comments
mentok dech kalau ditanya harga.
Bingung.
Ketinggian, ntar perusahaannya ga mau.
Kerendahan, ntar perusahaannya semena2.
Yang sedang2 aja??? Masalahnya ngga tau ukuran “sedang” itu seberapa.. -_-
Setujuuuu utie, kemaren pas ditanya nominal, aku jg diem aja huhu
Terus akhirnya gimana mbaa?? *kepo*
Diem aja sambil cengengesan trus kasih tau hitungan kebutuhan aku sehari2, asuransi + saving. Biar dia ngitung cuman gak tau deh belon dipanggil lagi huhu
Oohh.. Semoga diberi keputusan yg terbaik ya mbaa.. Semangaat!!! ^o^/
Makasihhhh utie
Sorry, numpang ikutan disukusi.
Kalau saya jadi HRD, orang yang minta gaji berdasarkan kebutuhannya, ya terpaksa saya tolak. Karena kebutuhannya tidak ada hubungan sama kompetensinya.
Jadi, sebelum wawancara, harus tahu apa yang akan kita jual. Harganya kita yang tentukan.
Selalu ingat hukum ekonomi, kalau banyak supply, pasti harga turun. Maksudnya, kalau banyak orang yang punya kompetensi seperti yang kita miliki, ya jangan minta tinggi-tinggi.
imho
wah. pendapatnya masuk akal tuh.
salary yang diminta adalah karena kompetensi ybs atas pekerjaan yang dilamar itu.
soal supply and demand, ini agak susah ya diterapkan dalam hal karyawan. keunikan dunia HRD, terutama compensation & benefit area di sini. bagaimana menterjemahkan apa yang dimiliki orang itu dalam bentuk uang. dan kan setiap orang memang unik, jadi agak susah kalau dibandingkan satu sama lain. IMHO
uih dah rame juga nih.
maaf ya baru nongol saya… *ngelongok dari balik tembok*
kalau ditanya berapa salary… intinya harus ada dasarnya. bisa seperti Noni yang menghitung kebutuhan sehari-hari. bisa juga dengan pendekatan nilai kemampuan diri.
Satu hal yang perlu diketahui adalah range salary di posisi yang kita ingin lamar. dari sana bisa kita pertimbangkan.
kalau dah ada pengalaman, bisa juga dengan… berapa yang didapat di tempat lama, bandingkan dengan kenaikan yang diinginkan. nah… hitungnya dalam tahunan ya biar dapat bulanannya berapa.
Tau range nya dari mana ya?? Abis rata2 temen seprofesi yg ditanya salary ga pada mw jawab. -_-
kenapa harus tahunan mas??
jangan tanya secara langsung Utie. Kamu coba cari info secara garis besar. misalnya: untuk keperawatan, level SPV, di RS Swasta, range gajinya Rp xx sampai xx. gitu. salah satunya adalah lihat peraturan perusahaan. Kalau perusahaan dah jelas, biasanya akan ada range-range nya.
Kenapa tahunan?
Untuk memperhitungkan seberapa total setahun pendapatan yang kamu terima, termasuk insentif dan bonus. bandingkan dengan yang akan kamu terima di tempat baru. Setiap perusahaan memiliki skema insentif/bonus berbeda. Makanya kalau hanya bandingkan bulanan, gak akan apple to apple.
untung udah ga harus interview kerja lagi 🙂
Dah settle ya mas?
sudah jadi bos alias wiraswasta seperti nya, smoga sukses selalu!
seep.. amin
Ahhh br kemaren interview huhu, telat deh
yahhh…
maaf. padahal dah didraft sejak senin. hanya schedule untuk hari ini terbitnya…
maaf ya telat.
sharing dong kmrn interviewnya gimana
Hmmm kayaknya aku salah jawab huhu. Yrus pas terakhir ditanya salary n dia jabat tangan bilang deal.
Masalahnya sebelumnya bilang kalo jodoh entar dihubungi. Yawis gak berani ngarep
Lah, kok lucu. Bilang “kalau jodoh” tapi bilang “deal” juga. 😐
Makanya bingung
deal dengan perkataan Noni kali Utie.
jadi ada kemungkinan, nego gaji berikutnya, dia akan mengeluarkan perhitungannya berdasarkan kebutuhan, asuransi dll tapi dengan asumsinya perusahaan. 😛
ya mungkin sebenarnya malah kamu dah ok kok untuk masuk range gaji mereka. 🙂
tunggu saja kabar. biasanya 2 minggu kan?
Aminnnn. Doakan ya Ryan
Gak tau sih berapa lama tp pengen bgt kerjaan itu huhu
amin. didoakan yang terbaik…
kayaknya, yang agak sulit klo ditanya salary itu jika orang tersebut blum pengalaman…tp lain hal dengan yang udah pernah kerja..setidaknya dia tau pasaran salary untuk bidangnya dan disetarakan dengan kemampuannya…
yg perlu dihati2 lagi saat mengatakan atau memberi tahu kelebihan :D, kita juga harus bisa mempertanggung jawabkan kelebihan yang udah diutarakan pas saat tes :D, apa sesuai dengan CV dan wawancara atau jgn2 pas tes keahlian malah tidak memadai :D..terlebih lagi klo udah diterima bekerja… itu pembuktian yg sesungguhnya tentang kelebihan kita 😀
#sokTahu ya saya hehehe
benar kok itu. untuk masalah kelebihan dan kekurangan, sebenarnya juga merupakan janji kita kepada perusahaan. jadi kalau sampai kita diterima, berikan sesuai yang telah kita janjikan, bahkan lebih dari itu.
kalau masalah salary, gak terbatas orang belum berpengalaman kok. kadang yang dah pengalaman juga gak tahu pasaran gaji untuk bidang dan levelnya.
heeheh iya ya…tp saya memaklumkan untuk yg belum pengalaman msh bingung standar berapa yg dia terima, ..krn dia masih menjual “katanya” alias CV aja..belum pengalaman..walaupun dia tetap harus tau berapa yang layak buat dia.. yg penting pede kali ya :D,,tp klo yg pengalaman ga tahu daya jualnya berapa.itu yang kadang menghambat diri seseorang kali ya untuk naik level dikantor manapun..(mungkin)..
wah… untuk contoh menghambat itu seperti apa nih?
saya ada teman yang kerja di perusahaan besar, kerjanya jadi dah sangat spesifik, secara industri maupun jenis kerjaan yang ditangani. Pengalaman? iya. untuk bidang tersebut. Namun… kalau dia interview untuk industri berbeda dan pekerjaan yang agak berbeda, dia akan sama saja seperti baru kan?
maksudnya berbeda haluan? klo berbeda haluan mungkin kyk orang baru lagi 😀 krn sudah tidak mengikuti jalur yang dirintis sebelumnya…yg saya maksud pengalaman itu bukan sekedar pernah kerja..tp kerja dibidang yang sama..
maksud sy menghambat begini, jika seseorang ga tau kemampuannya/daya jualnya ya otomatis sulit untuk dia naik level kan?
ooo gitu.
lebih ke tidak mengenali kemampuan diri itu sendiri yang jadi hambatannya ya? setuju untuk ini.
untuk bidang yang sama, ambil contoh misalnya bidang yang saya geluti. Accounting. tapi dengan perbedaan perusahaan, misalnya dari perusahaan perhotelan ke perusahaan manufacturing, hal ini pun juga seringkali dianggap fresh from the oven again. tapi memang standard salary untuk level dan industri seharusnya sudah dapat kita peroleh.
Terakhir interview itu tahun ….. 2008
INterveiw itu memang tahapan yg paling nderedegkan hati ya? #Eh
2008?
wah dah lumayan lama dong di kantor sekarang.
setuju tuh. interview memang… deg deg serr
Hehehhehehhee bukan begitu ceritanya 😀
Itu interview terakhir, pas seleksi BPN dan alhamdulillah gak lolos 😀
Setelahnya sudah ga pernah interview2 lagi sih. Dapet jobnya ga pake interview tapi ditanya “bisa atau ga?”
wah. lebih enak dong tuh.
tinggal masuk aja ya. 😀
sudah lama banget ga wawancara kerja.. di kantor ini udah 11 taon.. pengen pensiun..
daku udah 8 kali pindah kerja.. kutu loncat ya? paling lama ya di kantor sekarang.. kayanya cukup deh sejak 91 kerja jadi akuntan mulu.. cape ngitung duit orang, pengen deh ngitung duit sendiri..
wah sama dong nih mba. akunting juga. 😀
kutu loncat ya? definisinya gimana mba yang disebut kutu loncat itu
sering pindahpindah kerja itu kan kutu loncat? jodohjodohan sih sama kerjaan.. jadi kutu loncat juga karena banyak sebab, perusahaan bangkrut, di phk, kontrak cuma berapa taon, ditawari kerja sama headhunter, termasuk bosen.. *grin..
alasan terakhir itu loh mba… hehehehe. 😀
standar disebut kutu loncat itu kan yang masih gak jelas mba. 🙂
terus saya sering gini ke teman: ‘hanya karena seseorang tak pernah pindah kerja, apa artinya dia loyal pada perusahaan tempat dia bekerja?’ teman hanya senyum aja.
loyal ga loyal itu namanya ketemu jodoh aja.. dan betah.. tapi tergantung orang sih.. kali aja ga ada kesempatan di tempat lain..
bener kog daku pernah tuh bosen kerja, jadi ya sebulan jalanjalan dowang, eh bosen jalanjalan kerja lagi aja.. setelah dapat pencerahan.. *halah..
hahahaha. bosen jalan2?
Wuooo…. Mba sama mas teh akunting nyak?? Ane juga lhoo… bisa diskusi dunk yaaa.. (baca: nanya2) *kedipkedipmata*
saya aja masih nunggu tulisanmu soal training kemarin kan Utie.
bolehlah tanya2. saling sharing kan lebih enak. 🙂
😯 hah?? Training apa ya maass???
Salah orang ya?
*ngumpet ah*
Hahaha… Aku adanya kursus pajak mas, bukan training. Mungkin salah orang. 😛
nah… bener…
kamu kan… 🙁
katanya mau sharing
Hehe.. Apa yg mau di sharing ya mas?? Ntar kalau ku jabarin materi pajak, blog ku berubah jadi blog konsultan pajak dunks. mas aja yg nanya, ntar aku yang jawab, kalau aku bisa jawab. 🙂
hahahaha…
bikin blog baru khusus pajak 😀
Haha.. Yg ntu aja satu dianggurin maass.. -_-
iya nih. dah lama gak baca postinganmu lagi…
He eh :'(
ayo posting…
aku nyimak saja ya 😛
bagi pengalaman dong mba
aku khan dulu kerja sendiri ya Ryan, jd minim pengalaman 😛
kalau gitu sharing gimana kerja sendiri?
wah .. kl disharing bisa mengular panjangnya 😛
asikkk… ditunggu. 😀
wah .. kayaknya aku pernah cerita deh ttg hal ini jd nggak perlu diceritakan lagi 😀
hehehehe…
ke tkp ah. bongkarin semua
emoh, jgn nunggu deh 😛
mau nunggu. di duniaely.com kan? 😀
*nyimak*
😀
eh… ada mba Metta. kok nyimak aja. ikutan yuk.
mau interview di mana? 😀
di hatimuuuuu… #eh
😆
Nunggu lulus dulu katanya.. Hihi.. 😛
tipsnya berguna banget buat saya ,
salam kenal sob…
sama-sama ya. senang kalau berguna…
salam kenal juga.
[…] secara general ya. Tentunya, sama seperti pos-pos lainnya, seperti dalam tips mencari kerja atau wawancara yang pernah saya post, ini berdasarkan pengalaman saya […]
[…] Dalam posting sebelumnya mengenai menjual, saya menyebutkan kalau penjual yang baik harus fokus pada konsumen dan memahami produk. Memang di tulisan itu lebih bicara tentang salesman, tapi bisa kita praktekkan pada diri sendiri dalam sehari-hari. Kita ini penjual dengan produknya adalah diri kita sendiri dan konsumennya adalah orang-orang/perusahaan yang kita targetkan, seperti yang saya sebutkan dalam tips mencari kerja. […]
[…] Kita ini penjual dengan produknya adalah diri kita sendiri dan konsumennya adalah orang-orang/perusahaan yang kita targetkan, seperti yang saya sebutkan dalam tips mendapatkan kerja. […]