Hello, jumpa lagi dengan Traveler Angkoters alias tukang jalan-jalan dengan angkot. Melanjutkan cerita jalan jalan keliling Cirebon selama sehari Part 1 kemarin, kali ini teman saya itu keliling Keraton Di Cirebon sana. Keraton apa aja yang dikunjungi dan angkot untuk ke Keraton di Cirebon itu apa aja? Yuk mari kita baca.
Buat yang belum baca Part 1 – Traveler Angkoters – Jalan Jalan Keliling Cirebon Seharian
Jalan Jalan Keliling Cirebon – Keraton Kanoman
Setelah menikmati Empal Gentong Krucuk, rencana destinasi kami berikutnya sebenarnya adalah Gua Sunyaragi, namun karena jam menunjukkan tepat pukul 12 siang dan cuaca Cirebon saat itu sedang panas poooool, maka kami memutuskan untuk merubah tujuan ke wisata indoor terlebih dahulu, yaitu keliling keraton di Cirebon – Keraton Kanoman dan Kasepuhan.
Angkot Ke Keraton Kanoman Cirebon
Dari Empal Gentong Krucuk ke Keraton Kanoman tinggal menyeberang jalan saja kemudian lanjut angkot D4 menuju Jln. Lemahwungkuk/Pasar Kanoman. Perjalanan sekitar 10 menit sampailah kami di depan Jln. Lemahwungkuk (letak Jln. Lemahwungkuk ada di sebelah kiri).
Untuk ke keraton Kanoman tinggal jalan saja menyusuri Jln. Lemahwungkuk yang merupakan “Pecinan”-nya kota Cirebon. Sampai ketemu pertigaan pertama di sebelah kanan, Anda akan menjumpai jalan ke Pasar Kanoman. Di depan pertigaan jalan itu (sebelah kiri jalan) ada sebuah toko oleh-oleh khas Cirebon bernama Toko Shinta. Kami mampir sejenak ke toko itu untuk membeli oleh-oleh terkenal dari Cirebon dengan pilihan yang sangat beragam jenisnya.
Keluar toko manisan Sinta Kanoman ini, kami menyeberang jalan menuju Pasar Kanoman, sekitar 30m di sebelah kiri kita akan menemui gapura jalan masuk ke arah Keraton Kanoman. Dari jalan masuk tersebut kita masih terus menyusuri pasar Kanoman yang sangat ramai, tepat di ujung jalan tersebutlah Keraton Kanoman berada. Sebuah bangunan dengan dinding pagar besar berwarna putih.
Begitu sampai di Keraton Kanoman kami sempat bingung, dimana letak pintu masuknya? Ternyata pintu masuk Keraton Kanoman ini berupa pintu kecil yang selalu terbuka. Keraton Kanoman ini menurut kami agak kurang terawat. Kondisi pagar keraton dan bangunan-bangunan lainnya tampak seperti sudah sangat usang.
Museum Pusaka Keraton Kanoman Cirebon
Untuk masuk keraton Kanoman ini tidak ada pungutan biaya. Kita bisa masuk bahkan sampai ke ruang pribadi keluarga Sultan. Kami hanya duduk-duduk saja berisitirahat di bawah pohon besar yang terletak di depan pendopo/lobby utama keraton. Setelah itu kami lanjut masuk ke Museum Pusaka Keraton Kanoman. Untuk masuk ke museum pusaka ini dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 7.000 per orang.
Di dalam museum pusaka ini terdapat kereta kencana Paksi Naga Liman, baik yang asli maupun replikanya. Selain itu, terdapat juga meriam-meriam kecil, senjata-senjata, dan berbagai alat-alat pusaka lainnya seperti tempat jamu, tempat perhiasan, dll.
Keraton Kanoman termasuk museum pusaka dikelola oleh keluarga Sultan. Kami sempat bertemu dengan beberapa anggota keluarga Sultan, termasuk anak dari Sultan yang masih balita yang sedang bermain di area keraton. Anak Sultan ini sungguh lucu dan ganteng sekali lho…
Keliling Keraton Di Cirebon Itu…
Untuk sementara segini dulu ya, saya harus memecah tulisan kali ini menjadi dua karena kalau dalam satu postingan lumayan panjang euy. Jadi untuk yang sekarang ini hanya untuk keliling Keraton Kanoman Cirebon saja dulu, yang berikutnya tentang Keraton Kasepuhan Cirebon dan Gua Sunyaragi.
Tahu gak kalau mitosnya, dari Gua Sunyaragi Cirebon ini ada jalan ke daratan Cina sana. 😀 Cuplikan untuk tulisan keliling keraton di Cirebon besok ya:
Destinasi kami berikutnya adalah Keraton Kasepuhan. Untuk menuju ke Keraton Kasepuhan, dari Keraton Kanoman kami naik becak dengan ongkos yang cukup murah, Rp. 7.000 saja J. Bapak penarik becak mengantar kami sampai tepat di depan pintu masuk Keraton Kasepuhan. Beberapa meter sebelum sampai pintu masuk keraton, kami melewati Masjid Cipta Rasa yang juga menjadi destinasi para wisatawan Cirebon.
Related articles across the web
- What is Blangkon?
- Report: Go-Jek to launch a nation-wide package delivery service
- Indonesia to pick from China, Japan bids for first high-speed rail link
12 Comments
nama masjidnya kaya nama tempat makan ya.. Cipta Rasa..
Hehe.
Anyway,, bisa nih jadi destinasi wisata bulan depan.
Makasih reviewnya Mas Feb
:’D
Sama2 Mbak. Masih ada lanjutannya bsk. Hehe.
Cipta Rasa. Iya. Kayak restoran yak
Bagus Yan, udah mulai fokes dengan tulisan yang singkat 😛 *sotoy abish
Gw pikir masih lanjut pas sub judul terakhir tapi ternyata dipisah ya. Hahaha. Makasih ya, dengan gini nanti ke cirebon lagi bisa ngangkot gw. 😀
Hahaha. Ini mah tulisan temen gw Dan. Hoho. Jd tinggal publish gw.
Bsk lanjutannya lagi
Oiya ya? Hahaha. Gak lihat gw ditulis orang lain. Langsung kabur ke kolom komen habis baca
Hahahaha. Baiklah
cirebon memang selalu eksotis untuk dijelajahi, dengan angkot sekalipun. nice post, kak feb .. 😀
Makasih mbak Noe *noe lagi nih. Suka ketuker*
Kangen cirebon saya ?
Nice post mas ryan, jd pgn ke Cirebon 🙂
Sama mbak. Saya juga pengen k sana lagi.
wah.. saya 4 bulan kemaren saya kerja praktik di palimanan mas. di hari libur beberapa kali muter muter ke kota cirebon buat cari nasi lengko haji barno hehehe. sayangnya kalo ke keraton kanoman dan kasepuhan belom sempet nih 🙁
Nasi lengko haji barno di mana mas?
Ayo balik lg ke keraton kanoman n kasepuhan.