Value

Value

Gak sayang yah tuh duit???

Berapa sering mendengar pertanyaan di atas kepada dirimu saat ingin membeli sesuatu? Ataupun mungkin pertanyaan itu yang kita ajukan sendiri ke orang lain?

Pertanyaan itu pernah diajukan kepada saya ataupun sebaliknya. Misalnya saat seorang teman membeli sebuah baju bernilai hampir 300.000 sepotongnya, saya mempertanyakan hal itu kepada dia.

Dan juga ada teman mempertanyakan hal yang sama saat saya menikmati makan malam di salah satu resto yang sebenarnya namanya juga bukanlah resto kelas satu.

Wajar…
Itu yang saya pikirkan sekarang. Wajarnya pertanyaan itu. Kenapa? Karena masing-masing memiliki kepentingan berbeda, pengalaman berbeda, kapasitas berbeda.

Misalnya. Bagi teman saya, membeli baju seharga itu bukanlah hal yang aneh. it’s not a big deal karena dia memang sering membeli pakaian dengan harga lebih mahal. Dan menurut pengalaman pribadinya, mengeluarkan uang sedemikian mahal untuk itu bukanlah menghambur-hamburkan uang.

Melainkan juga karena tuntutan pekerjaannya sebagai Manajer di salah satu perusahaan swasta ternama di Jakarta (yah walau gak semua manajer seperti ini ya).

Sedangkan dalam kasus saya. Menghabiskan uang cukup besar untuk makan malam. Jujur… Dulu saya merasa sayang mengeluarkan uang sedemikian besar hanya untuk makan malam (yang tak lama akan keluar lagi dari perut kita).

Tapi…
Sekembalinya dari negeri sana, saya merasakan kerinduan amat dalam akan makanan Indonesia. Dan juga makan malam bersama keluarga atau teman-teman.

Bukanlah makanannya yang saya utamakan sebenarnya. Tapi kembali lagi adalah kepada kesempatan makan bersamanya.

Salah satu tujuan saya mengambil pekerjaan sampai sejauh itu tak lain dan tak bukan adalah karena ingin membahagiakan keluarga, terutama Ibu saya. Jadi salahkah jika ingin melihat Ibu tersenyum dan kebersamaan dengan kakak-kakak setelah sekian lama?

Terus apa sih yang dibahas di sini???

Yang ingin saya katakan adalah seperti judul tulisan ini. Masalah Value atau Nilai sebuah barang ataupun kegiatan terhadap diri kita.

Dalam menghabiskan uang yang sudah kita peroleh dengan susah payah, setiap orang memiliki value masing-masing. Berbeda.

Seperti contoh di atas. Baik saya dan teman saya memiliki value yang berbeda tentang menghabiskan uang atas baju dan juga makan malam.

Contoh lainnya misalnya adalah mengeluarkan uang 20.000 untuk ojek dibandingkan dengan 3.000 untuk busway misalnya. Tiap orang akan memilki value berbeda.

Orang yang memiliki range gaji yang sama pun bisa memilki value yang berbeda. Bisa jadi tergantung pada keadaan saat itu terjadi. Si A dan B memilki range gaji yang sama. Kondisi keluarga yang sama – anggap saja tetanggaan. Namun bagi A, mengeluarkan uang 20.000 untuk ojek adalah pemborosan.

Dia lebih suka mengeluarkan 20.000 untuk hal lainnya. Sedangkan bagi B, hal itu bukanlah pemborosan. Setelah ditelusuri, ternyata saat ditanyakan masalah value ini, B sedang terburu-buru ke kantor karena bangun kesiangan. Bisa dipotong gajinya kalau telat. Sedangkan si A tidak.

Gimana? Pusing gak? Saya sendiri agak pusing jadi mau nulis apa. Hahahaha.

Intinya sih… Janganlah kita sekali-kali menilai seseorang boros atau tidak jika kita sendiri tak paham kondisi yang dialaminya dan value yang diterimanya. Setiap orang memiliki value masing-masing. Jangan disamakan.

Dan sekali lagi dengan tulisan ini bukan berarti saya mendukung pengeluaran uang tak terbatas dan tak terkendali ya.

Saya menganjurkan agar kita mengeluarkan uang yang menurut kita sepadan dengan nilai yang kita peroleh.

What is the value i received from this? Worth or not???

31 Comments

  • Boros atau gak itu relatif yaa…
    Bagi org lain, beli pulpen sampe 200ribuan itu boros, tapi bagiku nggak tuh.. Justru aku males beli baju, sepatu, dll.. Haha.. Aneh yaa..

    • Nah iya mba. Masing2 berbeda. Value pulpen lebih tinggi ya bagi mba daripada baju dll

      • Hahaha.. Nggak juga.. Baju lbh penting drpd pulpen.. Baju itu masih primer, sedangkan pulpen tersier.. Tapi pulpen ngasih fun lebih daripada baju.. Mungkin lbh pas dibandinginnya sama nonton, jalan2, dsb ya yang bersifat senang2

  • asal bahagia dan worth it gk masalah.. quality is equal with price 😉

    • Yup…. Like travelling ya Win

      • betul cuma kalau di travelling pengalaman gk bisa dihitung dgn uang 😉

      • Itu value yang didapatkan ya Win… Priceless

      • pastinya bg RYAN :p

  • Karena masing-masing memiliki kepentingan berbeda, pengalaman berbeda, kapasitas berbeda. —> inilah pembedanya. jadi tidak bisa menyamakan satu orang dengan lainnya

    oh iya, kartu posnya udah nyampe, mas. terima kasih

    • Iya mas. Tak bisa disamakan.

      Dah sampai ya. Maaf ya. Tulisan jelek. Hahaha.

  • Saya setuju mas… Pengeluaran itu relatif… saya lebih suka traveling dan buku daripada fashion karena saya merasa value saya ada di traveling atau buku. Tapi belum tentu bagi orang lain.

    Salam kenal ya mas. ^^

    • Betul. Semua memang beda2.

      Travelling and book. Kerennn. Soal buku sih saya juga sama. Travel kalau ke pantai pasti saya juga yang gak peduli. Hahahaha.

      Salam kenal juga ya.

  • karena kebutuhan dan keinginan setiap orang berbeda…
    kadang beli mahal, atau kadang beli murah. tergantung sih…
    Iya kali..
    aku sok banget ya mas?
    maaf ya mas 🙁

    • Hahahaha. Kok maaf yaz? Gak kok. Kan setiap orang berhak berpendapat.
      Ini kan kita jadikan ajang diskusi.

      • hihihihii.. iya ya.. 😛

      • Iyaaa.

  • Sepanjang gaya hidup tidak melebihi pendapatan tidak masalah.

    • Setuju mas. Tapi seringnya lebih ya

  • ALVI ALEVI

    Sama halnya saya lebih sayang kalo uang 5juta buat beli iphone dr pd 10juta buat beli komputer recording.. Hahaha…

    • Hahahaha. Nah beda value yg didapat ya

      • ALVI ALEVI

        Beda manfaat yg diprioritaskan..

      • Tul….

  • “Iiiih duit-duit gueee … !!”
    gitu kali kasarnya mah hahaha

    • Hahahahaha. Kasar banget ya mba.

      • Ho oh kasar emang, kesannya songong yaaah 😀

      • Iya mba.
        Tapi ya.. Kadang perlu digituin kali ya.

      • Itu kalau orangnya sudah nyinyir banget, kayanya bolehlaaah.. Duit2 merekaaa mau mereka “buangin” buat apapun ya terserah, kita khan gak tau juga alasan knp mereka “buang2” duit… Jangan sirik aaah hahaa
        Begitu jg yg diomongin kalau kita yg “buang” duit hahhaaha

        Duuuh maaf jadi becanda nih 😀

      • Haha. Gpp mba.

  • Exactly. value bisa beda-beda antar orang dan mestinya money spent based on value.

    • Yup. Harusnya gitu Dan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Digital Life

[Adv] 5 Hal Penting Saat Nongkrong

Siapa yang suka nongkrong dengan teman? Rasanya sih hampir semua suka nongkrong seru bareng ya? Apalagi pas weekend. Tempatnya? Di...

Tulislah… Just Write

Pernah merasakan bingung mau menulis apa? Boleh gak nulis ini apa mendingan jangan nulis ya? Saya pun merasakannya kok. Beberapa...

Artikel Lainnya
cv yang menarik

CV Yang Menarik Untuk Lamaran

Membuat CV untuk melamar pekerjaan itu gampang-gampang susah loh. Saya dulu lebih banyak copas dari...

Mama Hao

This is a short clip from a movie – Mother Love Me Once Again (1988)....

Mom’s Garden

Mama saya suka berkebun. Dia sekarang, selain main Hayday, memanfaatkan waktunya untuk berkebun. Di sini...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form