Dulu saya pernah menulis soal keterkejutan saya oleh seorang teman kuliah yang usianya di bawah saya. Saya menulisnya di blog friendster (yang gak saya backup dan menghilang sekarang – padahal banyak yang sudah saya tulis di sana). Saat dia mengajukan pertanyaan ini, usia saya 25 tahun. Silver platter age. Hahaha. Dia 23 saat itu.
Dia bertanya: “lo hidup untuk apa feb? Kenapa lo ada di dunia ini? Untuk apa lo ada di dunia ini?”
I got a shock because of it. Saat itu saya masih yang mau having fun with life. Tapi… Dia malah nanya itu tetibaan dan bikin jleb di dalem banget. Beneran. Kepikir sampai beberapa hari saat itu.
Terus akhirnya sampai tanya-tanya ke temen kantor yang seumuran saya. Rata-rata memang sama. Gak pernah sampai mikir kayak gitu. Nih temen yang agak nyeleneh aja kali ya. Dan dia pun tanyanya ke saya doang lagi gak ke yang lain, padahal kami tuh lagi jalan-jalan rame-rame dengan beberapa teman lainnya.
Pernah gak alami yang kayak gitu? Kok saya merasa saat itu, temen mang diminta untuk tanya hal itu ke saya personally – hanya untuk saya. Oleh siapa? Hmmm, agak bingung jawabnya saya, tapi kalau boleh bilang, ya oleh semesta. Kalau saya tanya sekarang pun dia agak lupa pernah tanya soal itu ke saya.
Tapi ya yang saya rasakan sih saat itu dan sampai sekarang sih bersyukur. Kenapa? Karena dengan pertanyaan itu, setidaknya saya jadi berpikir ulang tentang jalan hidup saya saat itu.
Sampai sekarang bahkan. Kalau sekarang saya lagi “galau” merenung, satu pertanyaan itu yang akan saya ulang. Ditambah lagi beberapa kali sharing sama teman yang keren-keren abis di sekitar. Sepertinya memang saya harus mulai kembali berpikir ulang atas semua yang ada dan apa yang akan saya lakukan kini. Another big moment of my life.
25 – 33.
Kenapa saya ada di sini, di dunia ini, bertemu dengan kalian semua? Apa yang seharusnya saya lakukan dan apa yang sudah saya lakukan selama ini?
Ini hanyalah pikiran random. Gak usah dipikirkan terlalu banyak soal ini yak. Hahahaha
O iya. Berhubung ini random thoughts, sekalian ah. Baru terpikir seperti ini:
A good intention would be bad if you do (say) it in wrong way
#notestomyself: jadi kalaupun mau mengingatkan orang lain untuk sesuatu yang baik baginya, ada baiknya memikirkan juga bagaimana cara menyampaikannya. Jangan sampai semua jadi sia-sia dan akhirnya malah membuat masalah.
102 Comments
Banyak rujukan sih Boss soal tujuan penciptaan kita, tapi rasanya semuanya mengerucut pada satu hal : menjadi sebesar-besar manfaat bagi sesama sebagai bekal di kehidupan kemudian. Asumsi dasar dari hal ini adalah bahwa kita ada fase the next live, not only here.
Nice saying boss. Setuju dah gw. Bagaimana kita memberi manfaat.
Gw pernah mikirin ininoas ultah ke 17. Waktu itu takut banget turned to 17. Tajut déwasa dan harus jawab pertanyaan itu. Tapi kemudian mikir yang penting ortu bahagia dan gak malu punya anak gw. Itu doang ajadeh cukup. Later on dorongan itu ternyata gede efeknya. Trus soal ngingetin orang: exactly! Meskipun gw juga masih harus buanyaakkk belajar soal itu tapi jangan sampe nanti orang yang kita tuju malah antipati sama kita. 🙂
Dorongannya seperti apa aja Dan. Share dong. Share. Hahahaha. *nodong another post*
Sama Dan. Masih belajar dan diingatkan soal itu juga.
Ya itu doang Yan dorongannya. Hehehe.
Detailin dong Dan.
Huahahahaha
masing-masing agama sepertinya punya catatan mengenai apa tujuan hidup dari para pemeluknya
Iya mas. Masing2 beda. Share tentang yang mas dong.
maksudnya?
Kalau dr sisi mas dan agama mas. Seperti apa gt mas.
mungkin sedikit dari pemahamannya saya adalah seperti ini
dalil tujuan penciptaan manusia dan juga jin tercantum dalam Al-quran surat Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”
Ibadah sendiri memiliki beberpa pengertian di antaranya :
Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Jadi intinya melakukan banyak kebaikan sesuai dengan perintah Allah.
siapa manusia yang terbaik di hadapan Allah?
Pertanyaan tersebut terjawab dalam Al-quran surat Al Hujurat: 13.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dan juga dalam sebuah hadits yang artinya :
Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
I see. Makasih mas sharingnya. Jadi menambah pengetahuan saya.
Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Suka ini. Spt yang teman saya tulis di komen ini juga ya.
Biasanya pertanyaan itu suka dihubungkan dengan kepercayaan masing-masing. Tapi saya setuju dgn jawaban untuk bermanfaat bagi sesama, dan karena saya muslim ada tambahan, yaitu beribadah kepada-Nya 🙂 Lumayan sih buat pengingat kalo kita lagi galau dan merasa capek hehe
Untuk quote yg terakhir saya juga setuju, makanya lebih suka komunikasi tertulis kadang daripada verbal, takut salah intonasi 😀
Nad, bukannya tertulis lbh bahaya? Bisa aja tiap org mengartikan intonasi tulisan beda2 juga kan?
Beribadah kepadaNya. Nice.
Iya juga sih, kalo salah nempatin punctuation ya..tapi kan nulis bisa dihapus trus ulangi. Maksudnya dipikir-pikir lg gt sbelum sent. 😀
Kalau menurutku sih malah tetep problem Nad. Krn bacanya kan tergantung mood si pembaca itu sendiri. Bener gak
Iya sih memang, sering jadi alesan juga tuh persepsi kita karena intonasi baca yg beda. haha
Yup. Sering alami gak pas bikin laporan? Kan laporan harus netral. Tp sering disalahartikan
hahaha iya bener, bahkan dalam laporan pun :
Jadi inget. Dulu review laporan sampe sebulan gak beres2. Hahaha
Gara-gara bulak balik revisi yak?
Iya. Penyampaian dalam tulisan sangat diperhatikan bos. Hahahahaha.
Iya tuh, kadang kurang punctuation dikiit aja ato salah pake titik koma mustinya koma aja bisa berkali-kali itu.
Hahahaha. Bener banget.
Ah the old days.
Sukses enggaknya sebuah pesan, bukan hanya ttg content itu sendiri tapi gimana cara menyampaikannya. Sampai sekarang aku masih belajar tentang itu. 🙂
Cheer up, Ryan!
Sama Dev. Sering kebawa emosi sampe akhirnya pesan gak masuk dg benar ke yang dituju. Susah ya. Ada tips?
kadang aku juga bingung, untuk apa aku hidup…ya hidup itu hanya untuk ibadah hahaha 🙂
Sepakat, Mas Ryan. Dengan menyadari tujuan hidup, kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan. Seperti misalnya kalau mau pergi ke tempat tertentu besok pagi, maka sepatutnya harus siap-siap dari sekarang supaya sampai tepat waktu tanpa kurang satu apapun.
Dan, ya, sebaik apa pun nasihat/saran yang ingin disampaikan, kalau cara penyampaiannya nggak baik, tidak akan diterima dengan baik. Seperti pemain basket yang mau passing bola kepada rekannya, tidak peduli mau bolanya berkualitas tinggi, kalau tekniknya salah ya bisa salah sasaran. Kalau nggak berpindah tangan ke tim lain, atau malah temannya yang cedera. (Aduh ini kenapa ya kepikiran analogi terus?)
Great post!
Analoginua keren Ami. Dua2nya pas. Persiapan dan juga teknik main basket.
Kalau ditanya why are you here, jawabanmu apa
To prepare myself to be ready for the Hereafter, Mas. Sayangnya seringkali aku lupa dengan jawaban itu. Alhasil jadi malas-malasan dan menyia-nyiakan waktu. Makanya jawaban itu harus aku camkan baik-baik supaya nggak lupa 🙂
Ah. Mantab Ami. Tujuan yang baik juga.
Seringkali kita lupa sendiri ya.
Sebelum kita memahami mengapa kita hidup, kita perlu pahami juga Sang Pencipta kita, apapun yang diyakini.
Memahami Sang Pencipta dulu ya mas. Hmmm. Bener juga ya
Itu pemahamanku. Aku gak pernah merasa diriku orang relijius kok.
That’s ok mas. Saya pun.
Agama itu indah bagi setiap penganutnya, hanya sayang politik dan nafsu penganutnya sendiri yg menjadikan seperti sekarang.
kebanyakan seperti itu broo… penyampaian susah… apalagi gw, kalo bisa baca pikiran, baca sendiri deh pikiran gw biar gw gak usah ngomong apa yang gw mau sampein dan mereka gak salah persepsi kan. hahaha
Kalau kayak gt mah semua juga jadi paranormal. Hahaha
Kalo menanyakan tujuan hidup, setiap orang pasti punya jawaban yg berbeda. Beberapa malah nggak mau ambil pusing. Hidup ya hidup aja. Yang penting nggak jadi orang jahat.
Yg notetomyself-nya setuju banget Ryan. Menyampaikan sesuatu yg baik harus lihat karakter orangnya juga. Ada yg harus pakai cara sabar, ada yg suka to the point. Dan lihat juga mood org tsb.
Just flow ya Grant? Jadi ingat dulu ditanya pas wawancara. Maksudnya just go with the flow gmn.
Kamu sendiri dah menemukan blm Grant?
Toss. Mood orang sangat mempengaruhi ya. Dan juga sifat mereka juga hrs diperhatikan. Bener gak?
Iya Ryan, kalo aku sih just flow aja, Untuk tujuan hidup maunya hidup berbahagia. Tujuan akhirnya aku ngikut agama, mencapai Nibbana. Kedengarannya terlalu muluk nggak sih?
Setuju Ryan, harus memperhatikan sifat seseorang juga.
Gaklah. Everyone wants to go there.
baca postingan ini aku seperti diingatkan mas Ryan
dan memang betul, walau tujuan kita baik saay menyampaikan sesuatu ke orang, belum tentu diterima sesuai dengan persepsi kita. akupun masih belajar soal ini
Yang mananya yang diingatkan Ra? Ada dua topik kan.
Kita sama2 belajar Ra.
diingetin dua duanya mas
Saling mengingatkan Ra. Ini pun pengingat saya juga.
Ga pernah ada yang nanya ini ke aku si Mas, tapi dari dulu dan kadang-kadang sampe hari ini kalo terbersit pertanyaan kaya gitu ya jawabannya keluarga, orang terdekat, teman dan sahabat. Semoga bisa memberikan kebahagiaan, keceriaan, syukur2 kalo bisa kasih ilmu juga hehe..
Amin. Membahagiakan keluarga dan orang terdekat. Tujuan hidup yang ok.
Biasanya yang lagi ada down time biasanya kepikiran yang kayak gini karena keputusan berikutnya berarti banget. Just never doubt yourself and what you can achieve.
Mas Ryan cuma lagi kumat me-Rinto-nya.. 😀
Hahaha cerita hati di persimpangan
Hahahahaha. Tak bales dirimu nanti yak.
Gak me-Rinto kok. Suer deh. Cuma…
Hahaha. Dg kata lain saya lg down time ya Mba.
Eh gak lg down time kok. Cuma lg downgrade hahahaha.
Tapi bener banget mba. Many things to think about all over again. Thank you Mba for the spirit.
Down time itu lagi ga kerja Yan. Sapa yg blg wktu time off downgrade?
Oooo. Down time bukan berarti downgrade. Hahaha
Iya doong.
Salah ngartiin. Haha
Teteh menyimak semua komentar di atas…banyak masukkan yg didapat..
Vielen Dank buat postingannya…
Masukan dari teteh juga dong teh.
Aaaahh belum merasa layak gitu kasih masukkan ttg hidup mah…
Ah teteh. Dirimu merendah ah. Pengalamanmu kan banyak.
Pertanyaan yang cukup berat nih mas Ryan… jadi kembali merenung, sejatinya untuk apa dan akan diisi apa hidup ini, aaahh bukan akan diisi, melainkan apa yang sudah teteh lakukan selama hidup ini..semoga bukan kesia-siaan… aamiin..
Amin. Aku yakin sih gak sia2 teh. Terlihat dari kebahagiaan bersama keluarga teteh kan.
Aamiin….amiin..aamiin Ya Allah…
cakepnya
Cakep apanya Win.
Sesuatu yang muncul di kepala setelah membaca ini membuat saya tidak bisa menjawab :hihi.
Iya Mas, kalau yang kedua saya setuju sekali. Saya sudah terlalu banyak membuat orang tersinggung dengan kata-kata saya, lisan atau tulisan, jadi saya harus belajar berkomunikasi dengan lebih baik lagi :yosh.
Hmmm kenapa Gara? Something wrong thus you can’t answer or is it too personal?
Saya pun demikian Gara.
No, there is nothing wrong with this post.
I’m sorry :hehe :)).
I am here to do good things.
Good things for yourself or includes others Mba?
For me and for others. I’m collecting good karma.
Jawaban saya sama dengan mba nadia & mas jampang mas ryan. Kita hidup di dunia ini untuk beribadah.
Saya muslim. Ibadah saya ke Allah salah satunya sholat mas. Bisa diperluas dalam aktivitas sehari-hari. Senyum ke orang lain saja sudah dihitung ibadah, membuang duri dari jalan sudah dihitung ibadah juga.
Intinya menjadi orang baik dengan niat hanya karena Allah swt. Semoga semua perbuatan yg dilakukan dengan niat karena Allah dihitung sebagai ibadah dan mendapatkan pahala di akhirat kelak.
“wa ma kholaktul jinna wal insa illa liya’buduun”.
Amin.
pernah mikir begitu pas umur2 sekitar 24-25an. quarter life crisis itu. 🙂
Pas 25 ya ko. Sama dong ya. Rata2 di umur itu kali ya
Saya kepikiran itu waktu mau masuk kepala dua, mas. Saya bertanya, apakah saya yang 19 kemarin akan berbeda dengan 20 nanti? Apakah ada yg namanya transformasi kedewasaan natural ataukah kita yg harus memunculkannya? 🙂
Dah dapat jawabannya blm Umami?
Sudah tapi belum puas, Mas. Mungkin saya perlu cari motivasi yang lain.
semangat ya. Keep looking.
Saya kepikiran itu waktu mau masuk kepala dua, mas. Saya bertanya, apakah saya yang 19 kemarin akan berbeda dengan 20 nanti? Apakah ada yg namanya transformasi kedewasaan natural ataukah kita yg harus memunculkannya? 🙂
Reblogged this on Anas' Daily Journal.
suka sama quote terakhir.. lagi-lagi balik jangan sampai menganggu pikiran lain agar orang lain inget akan suatu kebaikan,,
kadang walaupun sudah punya mimpi untuk dikejar, sudah punya planning dalam hidup,
ketika ditanya begituan juga jadinya bengong dan merenung.
sudah nulis komen ini saya bengong dan merenung,,,
hati-hati bengongnya Dyaz. jangan bablas.
memang ya. tetep kepikiran ya walau dah punya path yang dipegang, ditanya ini, bener gak ya jalan yang dah saya pilih, dll dll dll.
iya mas… kadang udah bener apa enggak.. apa salah… gitu deh…
Ya. Harus tetap evaluasi lagi dan lagi ya.
bener bangetttt mas 😀
Jd sudah jd apakah?
jadi apanya mas Ryan..
heheheh
Jadi kupu2 tergagah mungkin. Haha
aku mau jadi kunang-kunang termanis..ceilehhh….
Tsahhhh. Si gadis hujan skrg jd apa
gadis hujan sekarang jadi apa yaa….
pengen nemuin gadis yang luar biasaa 😀
Hmmm. Bukannya sudah ya? Yang kmrn itu?
lagi complicated ini mas…. hahhaa
malah curcol…
Ada apa? Aku siap mendengarkan.
hhoohoh.. gkpa mas… biasa LDR.. kerasa susahnyaaa
Puk puk. Dipupuk ldr nya
hohohooh.. try my best… mas 😀
Sedang merasa kalau pertanyaan itu juga ditujukan untuk saya. Masih bingung mau jawab apa hhe
Dipikirkan aja Mba. Gak mudah memang. Salam kenal